Menyesap Harum Kopi di The Rocks Aroma Coffee Festival

Keramaian di The Rocks Aroma Coffee Festival. Foto oleh Anindito A.
Festival kopi yang digelar tiap Juli/Agustus di The Rock ini selalu berhasil menarik ratusan ribu pengunjung. Harum kopi menyeruak di antara lautan manusia dan iringan musik dari beberapa panggung.

Saya sebagai pecinta kopi, termasuk satu yang selalu hadir tiap tahun. Festival yang satu ini begitu istimewa buat saya. Ini adalah festival pertama yang saya datangi sejak saya menginjakkan kaki di Australia tahun 2006. Pertama kali saya tahu tentang festival ini dari artikel di Kompas cetak tahun 2005. Tulisannya begitu asyik, dengan foto yang mirip foto saya di atas :p Tidak sadar saya bergumam waktu itu, "Aku pengen ke sini nih." Setahun kemudian, saya dan keluarga benar-benar ada di festival ini. Apakah ini termasuk kekuatan impian? Atau saya hanya sekedar beruntung? 
Aroma Coffee Festival 2006. Foto oleh Irene Soemardi.
Festival ini menyajikan kopi-kopi terbaik dari berbagai belahan dunia.
Selain kopi, gerai-gerai yang ikut pameran ini juga menyajikan teh, cokelat, bumbu-bumbu dan camilan khas. Saya ingat tahun 2006 mencoba kopi fair trade dari Peru dan membeli jenis lainnya untuk dibawa pulang. Tahun kemarin sempat membeli satu bungkus kopi dari Timor Timur dan mencicipi kopi pahit Turki dengan camilan gozleme favorit saya. Pengennya sih saya mencicipi semua minuman dan makanan enak-enak yang dijual di festival ini, sayangnya perlu mengantri lama sekali setiap kita membeli di satu gerai. Tapi 'perjuangan' itu akan terbayar setelah kita menyesap kopi atau cokelat yang kita beli. Rasa kopi dan cokelat di festival ini lebih mantap dan lebih unik daripada yang saya jumpai di gerai di Mal dan harganya relatif lebih murah, hanya sekitar $2 per cangkir. Sayang sekali saya tidak (atau belum) menemukan kopi Luwak di sini. Mungkin tahun depan?

Festival kopi tahun ini diadakan Minggu, 31 Juli. Untung masih belum masuk bulan puasa :p Temanya masih sama dengan tahun lalu. Lokasi festival dibagi menjadi empat: The Oasis (Turki), The Orient (Asia), The Latin Quarter (Amerika Latin) dan The Continent (Eropa). Masing-masing area mempunyai panggung dan kegiatan yang diisi sesuai tema. Di The Oasis ada pertunjukan tari perut dan parade musik, yang menurut saya mirip dengan kesenian kubro siswo dari Jawa Tengah. Di Latin Quarter ada tarian samba dan pertunjukan Capoeira. Di The Continent, panggungnya diisi band berbahasa Perancis.

Setelah kurang lebih lima tahun tinggal di sini, saya dan The Precils bisa menikmati festival semacam ini seperti orang lokal. Pertama, kami pasti mencari peta atau brosur yang dibagikan gratis dan melihat-lihat apa yang ada. Setelah itu saya tanya The Precils pengen ke mana. Biasanya sih Big A cuma pengen dibelikan secangkir cokelat panas. Little A cukup dibelikan homemade cookies warna-warni. Kami jalan-jalan melihat gerai-gerai yang ada, berhenti kalau capek untuk minum atau makan camilan sambil melihat-lihat orang yang lalu lalang. Enaknya, di sini ada banyak bangku yang disediakan untuk duduk-duduk.
Big A menikmati coklat panas kesayangannya
Cookies kesayangan Little A
Tahun ini, ada satu gerai yang menarik perhatian Big A, yaitu stan KeepCup. Ini adalah cangkir plastik warna-warni yang bisa digunakan berulang-ulang (reusable cup). Ukurannya sama dengan cangkir sekali pakai yang digunakan di kafe/warung kopi. Uniknya, cangkir ini bisa kita padu padankan warnanya. Big A betah banget di gerai ini. Akhirnya dia memutuskan membeli 1 cangkir untuknya dan 1 cangkir ukuran imut untuk Little A dari uang tabungan. Di Indonesia sudah ada belum ya cangkir lucu seperti ini? Atau malah ada yang berminat buka cabang? Hehe. Yang pengen mendesain KeepCup sendiri, coba cek website ini.
Gerai KeepCup warna-warni
Kami tidak sempat mampir ke semua area di festival tahun ini karena The Precils sudah keburu capek. Tapi saya puas the precils senang dan Si Ayah juga senang bisa memotret suasana. Kami sempat nongkrong di atas OPT (Overseas Passenger Terminal) untuk melihat suasana festival dari atas. Oh, ya, semua ini bisa dinikmati dengan gratis lho, kecuali kalau mau beli minuman dan camilannya. Siapa yang mau ke sini tahun depan?

~ The Emak

Comments

Follow Our Instagram @travelingprecils

Popular Posts

Mengurus Visa Schengen Untuk Keluarga

Pengalaman Pahit 'Diusir' dari Potato Head Bali

Makan Hemat di Kantin Karyawan Changi Airport

5 Kafe & Bakery Halal di Area Bugis Singapura

Mencoba Garuda Bisnis Bareng Anak-Anak